Selasa, 29 November 2011

Tokoh Idola

0 komentar
Baden Powell
Sang Pandu Dunia 'Baden Powell'
Robert Stephenson Smyth Baden-Powell dilahirkan 6 Stanhope Street (yang sekarang dikenal dengan 11 Stanhope Terrace), Paddington, London pada tanggal 22 Februari 1857. Beliau dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Bermula dari ditulisnya buku yang berjudul "Aids to Scouting" beliau mengadakan perkemahan pada tahun 1907 di Pulau Brownsea, Poole, Dorset untuk mencoba ide-idenya. Sebanyak 22 anak diikutsertakan dalam perkemahan tersebut. ke-22 anak itu diambil dari beberapa sekolah dan tempat-tempat kursus. Akhirnya seluruh dunia mengetahui hasil perkemahan eksperimen tersebut.


SURAT WASIAT BADEN POWELL

Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir di usia 83, beliau berpesan kepada seluruh Pandu di dunia...
Pesannya adalah sebagai berikut :

Foto SMP N 3 Pracimantoro

0 komentar
SMP N 3 Pracimantoro
Taman 'Refreshing Area' SMP Negeri 3 Pracimantoro Kabupaten Wonogiri
SMP N 3 Pracimantoro
INOVASI
SMP N 3 Pracimantoro
Taman Pahlawan
SMP N 3 Pracimantoro
SMPN 3 PRACIMANTORO IKUTI LOMBA SEKOLAH ADIWIYATA

Best Practices

0 komentar
SMP Negeri 3 Pracimantoro, pada usia 12 tahun di tahun 2010 termasuk cukup muda untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas. Meski masih muda, sekolah pinggiran yang berjarak 40 km arah selatan Kota Wonogiri ini telah meraup banyak prestasi. Permainan bola voli dan sepak takraw sudah menjadi icon anak-anak di Desa Joho Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri ini. Mau bukti? Silakan mengikuti jejak-langkah SMP ini sejak berdiri tahun 1998 hingga 2010. Kini, SMP ini juga punya Best Practices di bidang penataan taman sekolah dengan model “Refreshing Area.” Model ini diadopsi dari Teori Suggestopedia yang dipelopori oleh ahli sains Rusia, Barzakov dan Lozanoz di awal tahun 1970-an.

Menyulap Sekolah Pinggiran dengan Taman Refreshing Area

0 komentar
Kawasan karst di Pracimantoro Kabupaten Wonogiri – dengan ciri khas beragam gua-gua dan panorama alam yang indah ini - kelak akan dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah dan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan di dunia. Tempat-tempat itu sangat bagus untuk dikunjungi oleh kalangan peneliti, wisatawan, dan pecinta alam.

Terinspirasi oleh adanya kawasan karst dengan beragam gua-gua tersebut, SMP Negeri 3 Pracimantoro memandang perlu untuk membuat miniatur ‘Gua Tembus’ di taman sekolah. Kebetulan di sudut sekolah terdapat areal yang bertebing dan saat itu kurang terurus karena banyak semak belukar.

Dengan desain tata arsitektur taman, dibuatlah pondasi kolam, pagar taman, dan sengkedan tanah di kawasan miring. Taman sekolah ini dilengkapi dengan berbagai tanaman hias, kolam ikan, gasebo, relief karst, dan aneka binatang tiruan. Setelah dua bulan dibangun, ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Taman indah sebagai taman baca bagi para siswa ini diberi nama kawasan “Refreshing Area.”

Kawasan sekolah ini sekilas mirip Taman Kyai Langgeng di Magelang karena terdapat air terjun dengan tujuh tangga yang bergemericik air. Meski rawan kekeringan di musim kemarau, hebatnya SMP ini mampu menyiasati dengan penampungan air resapan di kolam. Air kolam bisa diputar kembali ke puncak tebing sebagai air terjun dengan peralatan dab listrik.

Bangunan binatang tiruan seperti gajah, buaya, harimau, jerapah, katak, dan burung bangau turut menghiasi indahnya kawasan “Refreshing Area” ini. Bagi anak-anak, pemandangan seperti ini sangat menyenangkan sebagai media pengenalan keanekaragaman binatang. Begitu pula dalam pembelajaran IPA Biologi, keanekaragaman binatang seperti ini lebih mendekatkan jarak antara sekolah dengan kebun binatang yang adanya terbatas di beberapa kota.

Kolam yang dibangun ini sesungguhnya berfungsi sebagai resapan air di musim penghujan. Pemanfaatannya ternyata bisa multifungsi di antaranya juga sebagai tempat budidaya ikan lele. Hal ini mendukung program sekolah dalam menanamkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik. Anak-anak desa yang awam tentang beternak lele bisa belajar di sekolah dengan dibimbing oleh guru. Prinsipnya, jangan ada tanah sejengkal pun yang tidak dimanfaatkan secara produktif.

Satrio Piningit Punya 12 Falsafah Jawa

0 komentar
  1. "Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha"
  2. Artinya: berjuang tanpa perlu membawa massa Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan,kekayaan atau keturunan Kaya tanpa didasari kebendaan
  3. "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan"
  4. Artinya: jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.
  5. "Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli"
  6. Artinya: bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih Cepat tanpa harus mendahului Tinggi tanpa harus melebihi.
  7. "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman"
  8. Artinya: jangan mudah terheran-heran Jangan mudah menyesal Jangan mudah terkejut-kejut Jangan mudah kolokan atau manja.
  9. "Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman"
  10. Artinya: janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan,kebendaan dan kepuasan duniawi.
  11. "Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas"
  12. Artinya: jangan merasa paling pandai agar tidak salah arahJangan suka berbuat curang agar tidak celaka dan Barang siapa yang ragu-ragu akan binasa atau merugi.
  13. "Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo"
  14. Artinya: jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
  15. "Aja Adigang, Adigung, Adiguna"
  16. Artinya: jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.
  17. "Sing Sabar lan Ngalah Dadi kekasih Allah"
  18. Artinya: yang sabar dan mengalah akan jadi kekasih Allah.
  19. "Sing Prihatin Bakal Memimpin"
  20. Artinya: siapa berani hidup prihatin akan menjadi satria, pejuang dan pemimpin.
  21. "Sing Resik Uripe Bakal Mulya"
  22. Artinya: siapa yang bersih hidupnya akan hidup mulya.
  23. "Urip Iku Urup"
  24. Artinya: hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat.
SABDATAMA: AGUS SUMARNO
Kadang Sutresna “Permadani” Wonogiri

Tamanku Indah, Belajarpun Mudah

0 komentar
Belajar di SMP Negeri 3 Pracimantoro ibarat berada di dalam kampus, itulah kesan Suhardi (20 tahun), alumni yang kini masih kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kok? Selain kini fasilitas oke, sekolahnya rindang. Belajar pun nyaman. Nah, pengakuan alumni asal Dusun Pakel Desa Gambirmanis ini pantas dimengerti oleh semuanya. Meski berada di desa terpencil, SMP ini memang tengah bersolek untuk memperindah lingkungan sekolah dengan taman-taman indah.

Nuansa ”Green School” (sekolah hijau) akan terasa begitu Anda menginjakkan kaki di sekolah ini. Mulai dinding pagar, taman-taman. maupun dinding kelas bercat hijau dengan kombinasi kuning. Rasa teduh, rindang, dan nyaman segera hinggap di benak hati pengunjung sekolah ini. Taman sekolah terlihat rapi dengan berbagai tanaman hias yang indah bermanfaat untuk taman baca dan melepas lelah setelah belajar suntuk di dalam kelas. Lingkungan sekolah yang rindang ini tidak terlepas dari visi sekolah yang menempatkan ”Wawasan Lingkungan” sebagai prioritas.

Apa hubungan lingkungan sekolah yang rindang dengan efektivitas belajar? Penyerapan oksigen yang cukup oleh organ pernapasan berdampak pada keteraturan aktivitas hidup. Teori ini banyak diakui oleh para ahli psikologi sebagai learning freedeom (kemerdekaan belajar). Keleluasaan belajar membutuhkan suasana sejuk, tenang, nyaman, dan selalu menyenangkan. Dalam buku Suggestopedia disebutkan bahwa penciptaan suasana yang baik dan menyenangkan hati sangat memudahkan masuknya sugesti, inspirasi, ide-ide kreatif, dan lompatan berpikir yang alami.

Di negara-negara Barat yang maju seperti Kanada misalnya, Teori Suggestopedia ini sangat akurat untuk membangkitkan daya pikir dan stimulus otak kiri. Di berbagai perpustakaan yang menjadi sumber ilmu pengetahuan, di sana diciptakan suasana layaknya ruang teater yang dilengkapi fasilitas-fasilitas yang merangsang ketertarikan otak. Bagi yang hobi musik boleh bermusik, bagi yang mania film boleh menonton film, bagi yang doyan game boleh mengoperasikan komputer sepuasnya, dan bebas makan-minum ala di restoran.

Penciptaan suasana yang menyenangkan itu kemudian diarahkan dengan mewajibkan setiap pengunjung membaca-baca buku yang menarik hatinya. Kesadaran membaca buku diarahkan sejak dini dengan mengenalkan gambar visual yang berwarna-warni. Berbagai ensiklopedi, buku pengetahuan populer, fiksi, dan biografi tokoh terkenal tak lepas dari santapan mereka di ruang perpustakaan yang nyaman itu.

Nah, belajar dari kepiwaian orang-orang Barat itu, teori suggestopedia perlu ditiru di lingkungan sekolah sebagai center for excellence (pusat mutu). Pemberian reward (penghargaan) kepada pembaca terajin, pengunjung aktif, dan forum minat baca seperti yang dilakukan oleh SMP Negeri 3 Pracimantoro pada setiap akhir tahun pelajaran tentu sangatlah positif. Para siswa terpacu untuk menjadi pribadi yang selalu dekat dengan buku. Secara otomatis penyerapan ilmu pengetahuan akan lebih banyak dirasakan bagi para ‘kutu buku’ ini.

Kembali menyoal masalah kerindangan sekolah, bagi SMP ini sudah dirintis semenjak kepala sekolah pertama, Drs SA Priyono. Semenjak saat itu mulailah dilakukan penanaman pohon-pohon rindang seperti mangga, sawo kecik, glodok, cilicium, palm, mahoni, dan pohon jati untuk di tepi kebun sekolah.

Lima tahun kemudian, lingkungan SMP Negeri 3 Pracimantoro berangsur-angsur menjadi ijo royo-royo (hijau dan rindang). Para siswa merasakan dampak yang lebih baik setelah program penghijauan di sekolah berhasil. Mereka mengaku merasa lebih betah belajar di sekolah dan tidak panas. Setiap jam istirahat mereka bercengkerama di bawah pepohonan yang rindang sembari bersendau gurau. Nah, asyik kan?

Rabu, 08 September 2010